Situs streaming video Viki melaporkan bahwa sepanjang 2013 pengaksesan layanan kini makin dikuasai oleh perangkat mobile (smartphone dan tablet), dengan jumlah 65% dari total pengguna yang mencapai 26 juta setiap bulannya. Peningkatan itu didominasi oleh pengguna Android terutama di Asia. Dua negara terbesar pengakses Viki masih dikuasai oleh Amerika Serikat dan Kanada yang terletak di Amerika Utara, sedangkan Indonesia tetap menduduki posisi ketiga.
Fakta paling menarik dari laporan Viki adalah pergeseran pengakses Viki dalam 18 bulan terakhir. Delapan belas bulan yang lalu, hanya sekitar 1.5 juta yang mengakses layanan streaming video ini melalui perangkat mobile. Kini ada sekitar 17 juta pengguna yang menggunakan perangkat mobile-nya untuk mengakses layanan yang didirikan di Singapura ini.
Di bulan Juli lalu dilaporkan jumlah pengguna melalui perangkat mobile mencapai 10.2 juta pengguna dengan 58.6% di antaranya menggunakan iOS. Kini 70% konsumen mobile menggunakan Android sebagai preferensinya untuk mengakses Viki, sementara pengguna iOS tercatat turun menjadi 27%. Pengguna iOS kebanyakan berasal dari negara-negara Amerika Utara.
Seperti dikutip dari GigaOm, empat negara Asia yang masuk dalam sepuluh pengakses terbesar adalah Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Saudi Arabia. Justru Viki kurang populer di Jepang dan Korea yang merupakan negara asal kebanyakan video-video yang ditawarkan di Viki. Berbeda dengan Hulu Plus yang menayangkan berbagai serial televisi secara berbayar, layanan Viki masih bisa diakses secara bebas tanpa biaya. Untuk menjangkau konsumen di berbagai negara yang menggunakan berbagai bahasa, Viki memiliki komunitas penerjemah yang secara suka rela telah mentranslasikan lebih dari 400 juta kata — menurut data resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan ini.
Viki telah dibeli oleh Rakuten senilai $200 juta di bulan September tahun lalu.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.
1 thought on “Viki: Perangkat Mobile Kuasai 65% Pengaksesan Layanan, Indonesia Masih Pasar Ketiga Terbesar”