Viralnya Mixue di Media Sosial Berpotensi untuk Cuan?

Belum lama ini, Indonesia dibuat heboh oleh postingan media sosial yang pada awalnya menampilkan maskot Mixue yang lucu dan menggemaskan. Kemudian, tren ini dilanjutkan dengan banyaknya pembukaan gerai waralaba Mixue yang menjamur di mana-mana.

Berdasarkan laporan Marketline seperti dikutip oleh UKM Indonesia, laju pertumbuhan majemuk (CAGR) dari industri es krim pada periode 2015 hingga 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 10,4%, dan ketika melewati masa pandemi, jumlah konsumen es krim mengalami kenaikan hingga 7-8% dari sebelumnya.

Mixue adalah salah satu perusahaan es krim yang telah berhasil ekspansi di Indonesia. Mixue sendiri telah menawarkan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Shenzhen, yang mana pada tahun lalu Mixue dikabarkan telah memperoleh pendapatan hingga $1,4 miliar.

Sejarah singkat Mixue

Mixue merupakan bisnis waralaba F&B yang menyediakan es krim dan teh dengan berbagai varian rasa. Awal mula kemunculan Mixue ini berasal dari Tiongkok, tepatnya di distrik Zhengzhou, Provinsi Henan, yang kemudian berkembang hingga menjadi bisnis waralaba. Pemilik Mixue adalah Zhang Hongchao, yang memulai bisnis ini dengan meminjam modal uang kepada neneknya di tahun 1997.

Menurut laporan Momentum Works, bisnis tersebut kemudian menyebar luas ke seluruh dunia dengan total gerai mencapai 21.582, alias lebih banyak ketimbang Burger King. Tak heran, tindakan ekspansi Mixue ini sangat pesat dalam bisnisnya.

Meningkatnya total gerai Mixue ini ternyata juga menjadi bisnis waralaba bubble tea terbesar di Asia Tenggara. Hal tersebut berdasarkan laporan Momentum Works yang menyebutkan bahwa sebanyak 1.000 gerai Mixue telah tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia, dan bahkan Indonesia. Mixue sendiri mulai memperluas jangkauannya ke Asia Tenggara pada tahun 2018.

Jumlah gerai Mixue

Gerai Mixue di Indonesia pertama kali hadir pada tahun 2020. Menurut IDX Channel, pada periode Maret 2022 total gerai Mixue di Indonesia telah mencapai 317 toko, dan hal ini diprediksi akan terus bertambah hingga penghujung tahun. Harga produk yang ditawarkan oleh Mixue relatif terjangkau, terutama untuk para konsumen di Indonesia.

Berdasarkan laporan Nikkei Asia, biaya yang dibutuhkan untuk membuka waralaba ini cukup terjangkau, dan jumlah gerai Mixue pada akhir 2022 diperkirakan mendekati sebanyak 30.000 gerai. Potensi inilah yang dapat dimanfaatkan untuk mencari cuan, ditambah dengan viralnya Mixue di media sosial, seperti TikTok, Twitter, Instagram, dan lainnya.

Strategi Mixue

Memanfaatkan viralnya Mixue di media sosial telah menjadi salah satu strategi marketing yang berdampak positif. Hal ini didasari dengan harga yang ditawarkan oleh bisnis waralaba ini, yang relatif terjangkau dibandingkan brand lainnya yang menyediakan es krim, dan rasanya pun juga digemari oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, Mixue telah mendapat branding di Indonesia melalui media sosial bahwa setiap ada ruko atau bangunan kosong akan diisi oleh Mixue. Masyarakat dapat menganggap tren tersebut sebagai sebuah lelucon, tapi ini sekaligus membuat nama Mixue menjadi naik. Pada akhirnya, di daerah yang belum memiliki Mixue, ada peluang yang begitu besar untuk membuka bisnis waralaba ini.

Meski begitu, terdapat rasa penasaran dari masyarakat Indonesia terhadap sesuatu yang viral, yang membuat rasa ingin mencoba menjadi lebih tinggi akibat gencarnya pemasaran di media sosial. Popularitas Mixue di media sosial ini yang menjadi salah satu alasan mengapa viralnya Mixue di Indonesia dapat menghasilkan cuan.

Artikel ini ditulis oleh Stella Kova, alumni program DNA #Cohort1 yang digagas oleh DailySocial.