Pada acara MobileMonday Senin malam kemarin di Jakarta, founder dan CEO dari Vuclip, Nickhil Jakatdarm, jauh-jauh datang dari Amerika Serikat untuk mempresentasikan beberapa informasi yang berkaitan dengan konsumsi video. Vuclip adalah perusahaan yang memberikan layanan mobile video yang bisa digunakan oleh perangkat apapun yang bisa memutar video.
Meskipun cukup jauh jika membandingkan Vuclip dengan YouTube, namun Vuclip telah memberikan lebih dari 350 juta video per bulan untuk lebih dari 25 juta pemirsa di 200 negara di seluruh dunia. Pasar primer mereka adalah India, Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris, Indonesia, dan Meksiko.
Kunjungan Nickhil bertepatan dengan rilis laporan terbaru Vuclip yang diterbitkan setiap bulan tentang Global Video Insights. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa selain pengurangan di bulan Februari, jumlah konsumen mobile video tahun ini telah meningkat.
Vuclip telah menghantarkan lebih dari 200 juta video ke perangkat mobile pada bulan Januari dan dan bulan Juni jumlahnya bertambah sampai dengan 350 juta, meningkat 175 persen dalam enam bulan. Jumlah pemirsa bertambah dari 18 juta pada bulan Januari sampai lebih dari 25 juta pada bulan Juni. Itu berarti rata-rata jumlah video yang dilihat per orang sekitar 11 sampai dengan 14 video per bulan. Dalam satu bulan, Vuclip menghantarkan 750 terabyte video.
Nickhil mengatakan bahwa pada tahun 2014, smartphone dan perangkat mobile lainnya akan melangkahi penggunaan komputer tradisional sebagai perangkat utama bagi konsumen untuk menonton video. Saat ini, iPhone adalah perangkat teratas untuk menonton video di layanan Vuclip.
Hal ini sesuai dengan laporan yang dirilis pada bulan Mei 2011 oleh FreeWheel yang menemukan bahwa 80% konsumsi mobile video di AS dilakukan pada perangkat iOS dengan masing-masing persentase, 30 persen pada iPhone dan iPod Touch dan 20 persen pada iPad.
Namun, laporan Vuclip hanya melihat kenaikan iPhone yang menyalip BlackBerry 9700 sebagai perangkat ponsel atas untuk menonton video pada bulan Juni saja. Di luar Amerika Serikat, berbagai model BlackBerry masih mendominasi lima perangkat teratas, diikuti oleh berbagai macam ponsel dari Nokia.
Sayangnya laporan Vuclip tersebut tidak mengatakan proporsi video yang dikonsumsi oleh masing-masing perangkat, sehingga tidak ada informasi yang berhubungan dengan pola konsumsi, meskipun laporan tersebut menjelaskan bahwa iPhone merupakan pemimpin di Singapura, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sementara BlackBerry memimpin di Kanada, Inggris, dan Venezuela.
“Juli menandai titik perubahan utama dalam perlombaan smartphone,” kata Nickhil. “Sementara kita tahu Apple adalah pilihan populer di Amerika Utara dan Eropa, menarik untuk melihat bahwa populartias iPhone terus meningkat di pasar internasional dalam hal konsumsi mobile video.”
Dia menunjukkan bahwa ada empat stakeholder dalam lingkungan video. Mereka adalah konsumen, penyedia konten, OEM, dan pengiklan, sehingga siapa pun yang ingin menghantarkan mobile video perlu mempertimbangkan keempat faktor ini.
Dia menambahkan bahwa penyedia konten dapat menjalankan model monetisasi melalui layanan premium seperti portal video film atau musik, nada dering video dan video alerts. Sementara memberikan fitur video dengan durasi panjang melalui jaringan selular masih sangat jauh untuk bisa di optimasi, terutama di pasar negara berkembang, katanya sebagai contoh, penyedia konten dapat bekerja dengan distributor film untuk memberikan klip singkat dari film yang didistribusikan.
Di Indonesia, video yang paling banyak ditonton termasuk kategori hiburan, diikuti oleh berita, selebriti, musik dan olahraga.