Wawancara dengan Thomas Arie Setiawan tentang Aplikasi Direktori Darisini

Thomas Arie dan Pontus Sonnerstedt

Aplikasi direktori Darisini yang baru saja diluncurkan untuk platform iOS mendapatkan sambutan cukup hangat. Terbukti hingga hari ini mereka masih bertengger dalam sepuluh besar Top Free untuk App Store Indonesia. Darisini, menurut salah satu pendirinya, Thomas Arie Setiawan, merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk mencari lokasi terdekat dari posisi pengguna terhadap lokasi tujuan yang saat ini.

Tim pengembangnya ada tiga orang, Firman Maulana, Fredy Sujono, dan Thomas sendiri. Menariknya, Darisini menurut pengakuan pendirinya adalah sebuah weekend project, bukan suatu proyek khusus yang menyita waktu. Setelah iOS, berikutnya Darisini bakal hadir untuk platform Android dan Windows Phone.

Sejak diluncurkan pertama kali, Darisini telah memiliki lebih dari 1500 entri data yang menyangkut topik rumah sakit, apotek, kedai kopi, transportasi umum, dan toko ritel lainnya. Kami berkesempatan untuk berbincang dengan Thomas Arie melalui email tentang aplikasi Darisini dan sejumlah hal krusial yang menyangkut masa depan Darisini. Berikut adalah hasil wawancara kami:

Tanya (T): Selamat ya atas launching Darisini. So far Darisini masih masuk 10 besar Top Free App di App Store Indonesia. Apakah ada data berapa banyak yang sudah mengunduh sejauh ini?

Jawab (J): Tentang statistik download, per tanggal 28 Mei 2012 (data statistics app): 4,068 download (total dari App Store Market Indonesia: 3,900).

T: Darisini ini kan bersifat gratis dan tidak ada iklan, bagaimana dengan rencana monetisasinya, setidaknya untuk biaya operasional? Banyak kasus aplikasi direktori seperti ini yang akhirnya terpaksa gulung tikar karena tidak mampu menutup biaya-biaya operasional

Benar bahwa saat ini (dan rencananya seterusnya), kami akan mendistribusikan aplikasi Darisini secara gratis, dan tanpa iklan. Saat ini kami (sebagai pembuat aplikasi) merasa bahwa iklan itu mengganggu kami. Kami sempat coba (dalam konsep tampilan) jika ada iklan didalamnya, akan mengganggu experience user.

Terkait dengan rencana monetasi, kami memang memiliki rencana, tapi bukan dari pengguna itu sendiri. Kami belum ada rencana untuk misalnya merilis versi berbayar atau gratis, yang ini mungkin bisa menjadi salah satu revenue stream.

Biaya operasional memang ada, dan saat awal kami melakukan skenario sehingga semuanya bisa terukur (server, desain, dan lain-lain) dan efisien. Biaya operasional memang ada, tapi masih dalam angka yang bisa kami penuhi.

Strategi monetasi kami (maaf belum bisa menyampaikan lebih banyak), memang untuk bisnis. Dengan tetap menjadi kemudahan, konsep, dan fitur sebagai core utama dalam pengembangan

T: Sejauh ini database Darisini dikurasi secara manual, sedangkan informasi yang ada bakal semakin bertambah banyak. Sampai kapan hal ini akan terus dilakukan atau apakah ada cara yang lebih baik untuk mengotomatisasinya, selain model user generated content?

J: Benar, saat ini kami memang mengkurasi secara manual data yang ada. Konsep user-generated content sempat menjadi pemikiran, namun kami merasa bahwa cost untuk pengelolaan bisa menjadi lebih mahal. Kami tidak ingin justru nantinya disibukkan dengan menjaga konten bisa tetap rapi. Partisipasi user tentu saja ada dalam milestone, namun penambahan lokasi oleh pengguna belum kami jadikan prioritas pertama atau kedua. Mungkin ketiga atau keempat.

Partisipasi dari pengguna rencana akan kami hadirkan dalam bentuk yang lain.

Tentang penambahan lokasi, kami sedang dalam proses perbincangan dengan rekanan (maaf, belum bisa menyebutkan) untuk penyediaan data. Dengan adanya partnership, kami bisa menghadirkan lebih banyak lokasi (kategori, dan jumlah) di beberapa kota besar di Indonesia. Dan, penambahan lokasi tetap akan kami lakukan sendiri sehingga data bisa lebih valid, perkembangan bisa lebih terukur.

T: Sudah disinggung bahwa Darisini juga akan hadir di Android dan Windows Phone. Kapan rencananya produk ini bakal launching di masing-masing platform dan bagaimana soal tingkat kesulitan (pembuatan aplikasi) di tiap-tiap platform ini?

J: Sejak awal kami ingin membuat aplikasi di iOS dengan salah satu alasan yang cukup sederhana: kami bertiga (Firman Maulana, Fredy Sujono, dan saya sendiri) adalah pengguna iPhone. Dari sisi teknis, semuanya dimudahkan. Disamping kondisi-kondisi teknis yang menyangkut eksekusi misalnya soal screen resolution, OS, built-in features, dan lain-lain.

Pada pengembangan di iOS, kami melibatkan beberapa beta testers yang kebetulan menggunakan beberapa device berbeda.

Selama periode tersebut, kami mendapatkan feedback untuk menyediakan untuk Android. Saat ini untuk versi Android sedang dalam pengerjaan, dan nantinya kami akan mendukung untuk OS 2.3 ke atas. Windows Phone ada juga rencana, namun mungkin setelah Android.

Kendala, tentu saja ada salah satunya adalah dalam hal preferensi (tentu saja) 😀

Tapi kami kembalikan ke hal-hal yang sifatnya mendasar. Juga dalam konsep pengembangan adalah bagaimana kami mencoba untuk membuat arsitektur data yang expandable, konsisten dan juga optimal. Sehingga dalam pengembangan berikutnya, kami tidak perlu melakukan perombakan besar-besaran.

T: Di platform Windows Phone sendiri sudah ada aplikasi From Here dari Armanovus yang memiliki fitur serupa, bagaimana mendiferensiasi Darisini dengan aplikasi sejenis?

J:  Sebelum kami memutuskan untuk membuat aplikasi Darisini, kami telah mencoba cukup banyak aplikasi (terutama di iOS). Kami suka dengan Komutta di Android, atau bahkan Google Places. Ada juga tentunya aplikasi seperti Locality, FindNearMe, FindNow, NearMe, Spotdokter, PomBensin dan From Here, yang terakhir adalah aplikasi dari Pertamina.

Rata-rata (tidak semua tentu saja) mengutilisasi Google Maps sebagai sumber data. User tentukan lokasi GPS, cari berdasarkan kategori, melakukan query ke Google, dan mendapatkan data. Sering kali kami mendapati hasil kurang maksimal atau tidak seperti yang di harapkan.

Di sinilah aplikasi Darisini mencoba melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Benar kami mengutilisasi Google Maps, tapi dalam konteks mencari lokasi dan menemukan rute. Inilah mungkin yang menyebabkan proses pengembangan memakan waktu yang cukup lama. Jika dalam aplikasi ini ada lokasi yang kurang sesuai informasinya, kami bisa sunting. Pengubahan/penambahan data bisa kami lakukan dengan mudah.


Itu merupakan sekelumit wawancara kami tentang Darisini. Secara umum kami terkesan dan merasa terbantu dengan adanya aplikasi seperti ini. Kami harapkan pengembangannya di platform lain pun berjalan mulus supaya pengguna Android dan Windows Phone juga ikut merasakan manfaatnya. Jika ada pertanyaan untuk tim pengembang Darisini, silakan kemukakan melalui kolom komentar.

Catatan: transkrip wawancara telah melalui proses penyuntingan tanpa mengurangi maksud yang disampaikan

3 thoughts on “Wawancara dengan Thomas Arie Setiawan tentang Aplikasi Direktori Darisini

Leave a Reply

Your email address will not be published.