Waze Memiliki 750.000 Pengguna di Indonesia

Bagi para pengguna smartphone di Jakarta siapa yang tak kenal dengan aplikasi bernama Waze (baca weis)? Sudah menjadi hal yang lumrah bagi banyak penduduk di Jakarta yang membuka Waze sebelum dan ketika bepergian untuk melihat kondisi jalanan dan menentukan rute perjalanan yang memakan waktu tersingkat demi menghindari kemacetan. Pada hari Selasa (11/2) Marketing Director Waze Eleanne Hattis hadir di Jakarta dalam rangkaian acara mini Asia Pacific Media Forum.

Jika belum mengetahui, aplikasi ini bukan sebagai aplikasi yang mampu menjadi solusi kemacetan di kota Jakarta yang sudah absolut alias tak bisa dibenahi lagi. Dalam hal ini Waze bekerja sebagai aplikasi yang memberikan informasi kondisi lalu lintas secara terkini dengan sistem berbasis lokasi. Ketika mengaktifkan Waze, pengguna dapat memantau daerah mana saja yang sedang terjadi kepadatan lalu lintas dengan tampilan map digital yang cukup user-friendly. Dengan begitu maka pengguna dapat mencari jalur alternatif lain, sehingga kejadian terjebak di tengah kemacetan dapat dihindari.

Melihat fungsinya yang sedemikian rupa, maka tak aneh jika startup asal Israel ini begitu populer di Indonesia. Saking populernya, seperti yang diberitakan oleh Kompas Tekno beberapa hari lalu, pasar Indonesia dianggap merupakan salah satu pasar yang penting bagi Waze menurut Eleanne.

Ia mengungkapkan, Waze yang menggunakan sistem berbasis lokasi dengan teknologi GPS sangat populer di tengah-tengah pasar Indonesia dan menjadikan negara Indonesia sebagai salah satu dari 10 besar pengguna Waze terbesar secara global. Kesimpulan singkatnya ialah; semakin macet lalu lintas di ibukota dan kota-kota besar lainnya, maka semakin populer pula aplikasi ini di Indonesia.

Selain kondisi tersebut, yang membuat aplikasi ini begitu populer juga bisa berasal dari survei yang dilakukan oleh lembaga riset TNS. Kembali seperti yang dilansir oleh Kompas Tekno, survei itu mengungkapkan dari total keseluruhan pengguna perangkat seluler di Indonesia, sebanyak 70% pengguna berminat untuk menggunakan layanan aplikasi yang berbasis lokasi, sementara sisanya tidak tertarik untuk menggunakannya. Temuan tersebut tentunya mewakili dan sedikit menjelaskan popularitas Waze yang semakin hari semakin sering digunakan oleh penduduk di Indonesia yang secara rutin menemui kemacetan di jalan raya.

Eleanne menyatakan jumlah pengguna Waze secara global saat ini mencapai 78 juta pengguna, sementara dari jumlah tersebut, terhitung sebesar 750.000 berasal dari Indonesia, hampir 10% dari total pengguna keseluruhan.

Popularitas Waze di Indonesia tentu tidak terlepas dari kebutuhan konsumen atas informasi mengenai hal yang sangat lekat dengan aktivitas sehari-hari. Kemacetan akut yang terjadi di Jakarta setiap hari melontarkan Waze menjadi salah satu aplikasi dan layanan yang sangat penting bagi para pengguna jalanan.

[ilustrasi foto: Flickr]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.

Leave a Reply

Your email address will not be published.