WhatsApp Ditinggalkan Co-foundernya

Kesuksesan WhatsApp tak lepas dari tangan dingin Brian Acton, sosok penting yang mendampingi Jan Koum mengembangkan aplikasi pesan instan paling ngetop tersebut. Tapi kisah duet manis itu sepertinya akan segera berakhir setelah sang co-founder mengumumkan rencananya untuk meninggalkan perusahaan.

Acton menjelaskan rencana dan alasannya hengkang melalui sebuah postingan di Facebook pada hari Selasa lalu. Pengunduran dirinya akan efektif per bulan November mendatang, dan dalam rentang waktu yang tersisa, Acton akan mempersiapkan segala hal terkait tanggung jawabnya ke staff lain di perusahaan.

“Saya memutuskan untuk memulai proyek non-profit dalam bidang teknologi dan komunikasi. Pemikiran ini sudah sejak lama ada, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk fokus dan mengeksekusi.”

Bersama Jan Koum, Acton memulai pengerjaan proyek WhatsApp sekitar delapan tahun yang lalu. Di tahun 2009 WhatsApp akhirnya diluncurkan dan hanya butuh waktu setahun untuk mendapatkan predikat sebagai aplikasi pesan terpopuler kala itu. Sekarang, WhatsApp mempunyai pengguna aktif tak kurang dari 1,3 miliar setiap bulannya dan masih akan terus bertambah seiring pertumbuhan pengguna smartphone.

Belum jelas proyek seperti apa yang sebenarnya akan digarap oleh Acton setelah ini. Tapi, jelas ia punya uang yang cukup untuk memulai proyek baru kendati berlabel non-profit. Ketika WhatsApp diakuisisi Facebook pada tahun 2014 lalu, Acton dan Koum baka dapat durian runtuh. Perusahaannya diguyur uang tunai dan juga dalam bentuk lembar saham dengan total mencapai $16 miliar. Menurut Forbes, dengan akuisisi tersebut status Acton berubah menjadi miliarder dengan jumlah kekayaan bersih sebesar $6,5 miliar.

Kepergian Acton tentu sebuah kehilangan besar, karena di saat bersamaan WhatsApp tengah mengarungi babak baru, di mana tampak jelas mereka menginginkan pemasukan dari sekian banyak penggunanya. Kendati bukan membidik semua pengguna, namun WhatsApp sadar betul angka tak akan pernah bohong. Potensinya luar biasa besar.

Berdasarkan kabar yang dihembuskan oleh Recode, WhatsApp sudah mempekerjakan beberapa orang dengan kualifikasi tertentu yang diharapkan dapat membantu mereka mengalihkan fokus ke segmen bisnis. Meskipun tak menjamin pemasukan yang besar, setidaknya arah baru ini memberikan sumbangsih pemasukan untuk memangkas beban operasional perusahaan yang selama ini berkomitmen bebas iklan.

Sumber berita Techcrunch.