Winterflame: The Other Side, Game Petualangan Karya Anak Bangsa Menggalang Kampanye di Kickstarter

Prospek industri game di tanah air semakin ramai seiring berjalannya waktu. Developerdeveloper lokal mulai menunjukkan tajinya masing-masing, baik secara langsung maupun via platform crowdfunding seperti yang dilakukan Artoncode.

Bertajuk Winterflame: The Other Side, game ini tidak istimewa hanya semata karena ia merupakan garapan anak bangsa. Dalam pengembangannya, Artoncode melibatkan sejumlah pihak lain untuk menyempurnakan game petualangan side-scrolling-nya.

Demi memberikan jalan cerita yang epik, mereka menggandeng Ami Raditya. Buat yang tidak tahu, beliau merupakan sosok di balik majalah game Ultima, salah satu pelopor media game Indonesia yang populer di akhir tahun 90-an, sebelum akhirnya diakuisisi oleh grup Jawa Pos – saya sendiri termasuk salah satu yang berlangganan.

Di Ultima, Ami menciptakan serial fantasi berjudul Holy Knights, dengan setting megah bernama Vandaria. Lore yang dikemas Vandaria ini amat populer, hingga kemudian dijadikan trading card game dan sejumlah novel dengan fanbase yang cukup besar.

Info menarik: Blaze of Drago, Game Lokal yang Menampilkan Ahli Pedang dengan Kekuatan Super

Salah satu novel teranyarnya, Vandaria Saga: Winterflame, kini dijadikan basis untuk game Winterflame: The Other Side – meski jalan cerita dan karakter di dalam keduanya agak berbeda. Dalam game ini, Anda berperan sebagai Lev, seorang bocah bertangan satu dengan masa lalu yang cukup kelam.

Winterflame: The Other Side 02

Misi Lev adalah mencari sahabatnya yang hilang. Dalam menjalani misinya, Lev akan dihadapkan dengan sekitar 50 puzzle yang tersebar di lima area yang berbeda. Secara visual, Winterflame: The Other Side menampilkan gaya ilustrasi yang unik dan manis di mata – sepintas boleh dibilang sekelas yang ditawarkan Child of Light atau Ori and the Blind Forest.

Lev dipersenjatai oleh sebuah gauntlet unik yang penuh kombinasi sihir. Magic skill Lev akan terus berkembang selagi ia terus bertualang di dunia Winterflame yang penuh jebakan.

Dari segi gameplay, pihak Artoncode selaku developer mengungkapkan bahwa mereka banyak terinspirasi oleh gamegame adventure klasik seperti Gabriel Knight dan Monkey Island. Puzzle yang dikemas dalam Winterflame: The Other Side banyak didasari oleh hukum fisika, memberikan sejumlah tantangan seperti yang bisa Anda jumpai di game mobile Cut the Rope atau Where’s My Water.

Info menarik: Game Lokal untuk Pecinta Sugar Glider, The Adventure of Sugar

Selain mengedepankan jalan cerita dan grafis yang apik, musik juga mendapat perhatian khusus dalam Winterflame: The Other Side. Artoncode memercayakannya pada pihak yang benar-benar ahli di bidang ini.

Saat berkunjung ke ajang Game Developers Conference 2015 bulan Maret kemarin, rupanya demonstrasi Winterflame: The Other Side mengundang perhatian Hexany Audio, studio musik asal Amerika Serikat yang cukup dikenal akan karya-karyanya di beberapa game ternama, seperti misalnya Disney Infinity di platform Nintendo Wii. Untuk menambahkan kesan epik pada setting fantasi Winterflame: The Other Side, Hexany pun membubuhkan sentuhan musik orkestra ke dalamnya.

Winterfall: The Other Side saat ini tengah menjalani kampanye penggalangan dana di Kickstarter. Game ini rencananya akan dirilis untuk platform PC melalui Steam pada bulan April 2016.

Untuk sekarang, Anda yang tertarik memberikan dukungan bisa melakukan pemesanan senilai $12 pada masa early-bird. Penasaran seseru apakah Winterflame: The Other Side? Tonton trailer-nya di bawah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.