Xiaomi: Kami Merupakan Spesies Baru

Maraknya penjualan perangkat Xiaomi di Indonesia, baik yang resmi maupun (sayangnya) non resmi, membuat banyak orang mengira bahwa perusahaan asal Tiongkok  ini adalah vendor smartphone. Padahal, Xiaomi sudah menjual banyak menjual perangkat non smartphone. Xiaomi pun menjelaskan hal tersebut pada saat bertemu dengan para awak media di Ático by Javanegra, Kuningan, Jakarta pada tanggal 11 Juli 2018 kemarin.

“Kami tidak saja merupakan perusahaan smartphone. Kami merupakan spesies baru. Karena kami adalah sebuah perusahaan smartphone, sebuah perusahaan internet, yang juga merupakan perusahaan retail baru atau ecommerce. Xiaomi adalah sebuah spesies baru”, jelas Steven Shi, Head of Xiaomi South Pacific Region and Xiaomi Indonesia Country Manager.

Steven juga menjelaskan bahwa Xiaomi merupakan satu dari empat perusahaan selain Samsung, Huawei, dan Apple yang mampu mendesain sebuah smartphone dan chipset-nya.

Menekankan pada perusahaan internet, Xiaomi kini memiliki banyak produk IoT. Pada tanggal 31 Maret 2018 lalu, sudah lebih dari 100 juta perangkat yang terhubung pada platform IoT Xiaomi. Selain itu, melihat Xiaomi sebagai perusahaan smartphone, perusahaan asal Tiongkok itu saat ini sudah memiliki lebih dari 190 juta pengguna aktif MIUI per bulannya.

Xiaomi-Steven-Shi

Steven Shi kembali menekankan bahwa bisnis hardware mereka hanya akan mengambil keuntungan 5% per tahunnya. Dan mereka ingin selalu membuat produk dengan harga yang “jujur” agar semua orang dapat menikmati teknologi mereka.

Terakhir, Steven juga mengatakan bahwa sistem penjualan mereka pun juga membuat harga produknya menjadi murah. Xiaomi menghilangkan biaya dealer dan agen pada saat melakukan model Direct Sales, dan menghilangkan biaya agen pada saat menjual produknya lewat distribusi pihak ketiga. Hal tersebutlah yang menurut mereka menjadikan nomer 1 di India dan nomer 2 di Indonesia (rujukan yang diberikan Xiaomi adalah menurut data Canalys).

Lalu bagaimana dengan perubahannya untuk Indonesia?

Jika berbicara mengenai Xiaomi, tentu saja semua orang akan berharap akan masuknya beberapa smartphone unggulan mereka ke Indonesia. Sebut saja Mi 8 SE, Mi 8, dan Mi 8 Explorer. Sayang memang, Steven masih belum mau membuka mulut apakah smartphone tersebut bakal dijual di Indonesia atau tidak.

Selain itu, bug pada MIUI masih sering ditemukan saat memakai sebuah smartphone Xiaomi. Waktu yang dibutuhkan untuk membenahi bug yang ada pun cukup lama, sehingga tidak jarang pengguna marah-marah di forum mereka.

Dua hal yang sangat terlihat inilah yang ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Apakah dengan berubahnya kondisi perusahaan Xiaomi membuat perubahan pada pasar di Indonesia, khususnya untuk para pengguna Xiaomi sendiri? Mengingat bahwa pengguna Indonesia cukup berkontribusi pada keuntungan Xiaomi.

Semoga saja, dengan janji bahwa mereka adalah spesies baru, membawa perubahan pada pasar teknologi dunia, termasuk Indonesia. Dan juga, semoga perubahan ini meningkatkan pelayanan mereka, terutama dari sisi perangkat lunaknya.