Pada tanggal 5 November lalu, Xiaomi secara resmi memulai ajang tahunan Mi Developer Conference (MIDC) di Beijing. Seperti biasa, ada sejumlah inovasi menarik yang Xiaomi umumkan di acara tersebut. Namun salah satu yang paling mencuri perhatian adalah teknologi kamera zoom dengan lensa yang bisa memanjang ala sebuah teleskop.
Lensa retractable semacam ini tentu sudah sejak lama digunakan oleh produsen kamera digital, dan manfaatnya pun sudah sangat jelas, yakni untuk menghemat ruang. Efeknya mungkin bakal jauh lebih terasa lagi ketika teknologi serupa diterapkan di smartphone, yang memang mempunyai ruang jauh lebih terbatas untuk menyimpan komponen optik – yang menjelaskan mengapa sebagian besar ponsel punya tonjolan kamera.
Xiaomi tidak bilang kamera teleskop bikinannya ini bisa memperbesar gambar hingga sejauh apa, tapi yang pasti bukaan lensanya (aperture) cukup besar sehingga dapat menyerap 300% lebih banyak cahaya daripada kamera telephoto milik ponsel pada umumnya. Kalau boleh menebak, jangkauan zoom-nya semestinya lebih jauh lagi daripada Mi 10 Ultra, yang sendirinya sudah sangat impresif karena menawarkan 5x optical zoom.
Kemampuan untuk menyerap lebih banyak cahaya ini penting karena ‘penyakit’ umum kamera telephoto milik smartphone baru terlihat ketika dipakai untuk memotret di malam hari. Karena aperture-nya kecil, cahaya yang diterima sensor pun jadi terbatas, dan pada akhirnya kelihatan cukup banyak noise di hasil fotonya.
Selain aperture yang besar, kamera teleskop Xiaomi ini turut dibekali sistem penstabil yang lebih efektif daripada biasanya, yang diyakini mampu meningkatkan ketajaman gambar hingga 20%. Sebagai bonus, kamera ini juga mampu mengunci fokus pada objek dari jarak yang sangat dekat layaknya sebuah kamera macro.
Dari sini bisa kita lihat bahwa manfaat yang dibawa teknologi ini bukan sekadar memastikan agar bodi smartphone bisa tetap ramping, melainkan juga menyederhanakan pengalaman pengguna. Jadi ketimbang harus mengemas empat kamera yang berbeda, ponsel mungkin hanya memerlukan dua modul kamera saja berkat teknologi ini: modul utama dengan sensor unggulan dan lensa retractable yang merangkap peran kamera telephoto dan kamera macro sekaligus, plus modul kamera ultra-wide.
Konsekuensinya mungkin smartphone harus mengorbankan sebagian ketahanannya terhadap air dan debu, tapi ini baru sebatas spekulasi saja mengingat Xiaomi memang belum menyinggung sama sekali soal ini. Kabar baiknya, kita sepertinya tidak perlu menunggu lama sebelum teknologi ini bisa direalisasikan, sebab proses pengembangannya dikabarkan sudah mencapai tahap pengujian terakhir.