Xiaomi merupakan salah satu perusahaan smartphone pertama yang sering mengadakan bongkar pasang untuk para jurnalis. Hal tersebut pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh mantan Vice President mereka, Hugo Barra, dengan perangkat Xiaomi Mi 4i. Kali ini, Xiaomi Indonesia mengulang kembali pembongkaran dari perangkat mereka yang terbaru, yaitu Xiaomi Mi 10.
Bedanya pembongkaran dari Mi 10 kali ini adalah dilakukan secara online. Hal ini memang cukup unik mengingat keadaan pada masa PSBB, tidak boleh mengadakan acara yang mengumpulkan banyak orang. Sayangnya, pertemuan kali ini diadakan dengan aplikasi Zoom, yang membuat resolusi yang saya dapatkan tidak tinggi.
Seperti biasa, untuk membongkar perangkat flagship dari Xiaomi, membutuhkan pemanasan khusus agar dapat meregangkan perekatnya. Setelah itu, dengan suction cup, perangkat ini ditarik pada back case-nya sehingga terbukalah bagian belakangnya.
Setelah dibuka, dapat dilihat bahwa sebagian besar komponen bagian dalam Mi 10 dilapisi dengan grafit yang berfungsi untuk anti statik. Komponen lain seperti NFC dan teknologi pengisian daya ulang secara wireless juga dapat terlihat di sini. Selain itu terdapat dual speaker stereo yang diletakkan secara simetris pada bagian atas dan bawah. Dual speaker ini terdiri dari dua buah speaker super linier 1216 dan ruang speaker setara 1.0cc dengan amplitudo speaker hingga 0,5mm.
Setelah melepas grafit, dapat dilihat beberapa komponen seperti motherboard dan komponen baterai dari Mi 10. Di sebelah kanan, terlihat baterai Mi 10 yang berkapasitas 4,780mAh. Di bawah kemasan baterai, terdapat optical fingerprint yang tipis untuk in-display fingerprint pada Mi 10.
Setelah bingkai kamera belakang dilepas, dapat dilihat modul empat kamera dari Mi 10. Sensor 108MP terlihat lebih besar dibandingkan tiga sensor lainnya. Beberapa komponen lain dan modul laser autofocus juga terlihat di sini.
Motherboard dari Mi 10 menggunakan desain yang berbentuk “L” dengan foil tembaga dan pelindung grafit. Pada papan tersebut bisa ditemukan komponen seperti Snapdragon865 dengan modem Wi-Fi 6, modul manajemen daya, serta audio-decoding. Selain itu penyimpanan UFS3.0 dan LPDDR5 juga ditemukan pada board yang satu ini.
Sayangnya, Xiaomi tidak membongkar sampai dengan tahap Liquid Cooling nya. Pendingin tersebut masih menempel menjadi satu dengan layarnya. Dapat juga dilihat pada pendingin tersebut, terdapat thermal paste berwarna abu-abu yang membantu mengalirkan panas dari SoC ke pendingin yang nantinya akan disebarkan oleh liquid cooling-nya.
Layar Garansi Setahun
Layar yang ada sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5. Namun, menggunakan layar yang keras bukan berarti aman dari pecah maupun goresan. Akan tetapi, harga Mi 10 yang tergolong cukup tinggi ternyata membawa sebuah angin segar bagi pemiliknya.
Pergantian layar sendiri bisa memakan biaya yang bisa digunakan untuk membeli sebuah perangkat Redmi Note 8. Dengan harga sekitar tiga jutaan, layar Mi 10 yang pecah bisa diganti pada pusat servis Xiaomi. Walaupun begitu, selama satu tahun pengguna Mi 10 bisa bernafas lega karena Xiaomi menggaransi layar mereka dari kesalahan pengguna, termasuk retak.
SIM Tray muat dua SIM?
Sudah diketahui bahwa perangkat Mi 10 yang masuk ke Indonesia hanya dapat menggunakan satu SIM saja. Perangkat ini juga tidak mendukung eSIM yang saat ini sepertinya sedang naik daun. Namun pada sesi teardown kali ini, dapat dilihat SIM tray dari Mi 10 seperti untuk dua SIM dengan satu lubang tertutup.
Sempat terlontar sebuah pertanyaan, jika SIM tray tersebut diganti, apakah Mi 10 bisa menggunakan dua SIM? Andi Rengreng selaku Product PR Manager Xiaomi Indonesia pun dengan tegas mengatakan tidak. Perangkat Mi 10 yang masuk ke Indonesia memang benar-benar hanya mendukung satu koneksi seluler saja. Jadi, mereka yang memiliki dua nomor memang harus menggunakan dua perangkat yang berbeda.