Z:ero Adalah Earphone dan Amplifier + DAC dalam Satu Paket

Tren streaming musik merupakan sebuah fenomena. Dalam perkembangannya, semakin banyak orang yang rela berlangganan di berbagai penyedia layanan streaming musik demi memuaskan telinganya dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

Di Indonesia sendiri, perkembangan layanan streaming musik juga tergolong cepat. Sejauh ini ada beberapa layanan yang telah tersedia seperti Deezer, Rdio, Mixradio, Guvera, sayang Spotify belum tersedia di tanah air. Namun hal ini tidak menghentikan konsumen untuk memperkaya peralatannya dalam menikmati musik secara mobile.

Musik sendiri merupakan topik yang amat subjektif, dimana selera orang jelas amat berbeda, begitu juga dengan suara – kualitas pendengaran kita juga beragam. Sebagian orang bisa puas dengan earphone bawaan yang termasuk dalam paket pembelian smartphone, namun sebagian lainnya merasa kurang.

Mereka yang merasa kurang puas memutuskan untuk membeli headphone/earphone secara terpisah. Kemudian mereka merasa headphone yang mereka beli tidak bisa maksimal akibat keterbatasan smartphone dalam mengolah file audio.

Singkat cerita, mereka pun membeli perangkat lain: amplifier dan DAC (digital to analogue converter), yang biasanya tergabung dalam satu perangkat.

 

Info menarik: JBL dan Philips Memperkenalkan Headphone Berkonektor Lightning untuk Perangkat iOS

 

Fungsi dari kedua perangkat tersebut adalah mengganti peran smartphone dalam proses mengolah file audio. Namun kini mereka pun harus menenteng smartphone plus amplifier + DAC. Hal inilah yang dirasa bertolakbelakang dengan prinsip mobile audio oleh lima pemuda asal Hong Kong.

Kelimanya membentuk perusahaan bernama Zorloo, dengan produk pertama mereka yang dilabeli Z:ero. Z:ero diklaim sebagai earphone digital pertama di dunia. Sepintas ia tampak seperti earphone pada umumnya, namun kenyataan tidak berkata demikian saat menilik konektor micro USB-nya.

Z:ero memanfaatkan konektor micro USB dan kombinasi amplifier + DAC ketimbang jack 3,5 mm standar untuk mengambil alih tugas smartphone dalam mengolah audio. Sinyal audio digital dalam smartphone akan disalurkan ke Z:ero melalui port micro USB, lalu DAC milik Z:ero akan mengolahnya menjadi sinyal analog sebelum akhirnya mendarat di telinga pengguna.

Cara kerjanya sama persis dengan kombinasi smartphone dan amplifier + DAC, akan tetapi di sini pengguna hanya membutuhkan smartphone dan earphone. Zoorlo telah mengintegrasikan amplifier + DAC ke dalam control box Z:ero yang amat kecil. Entah bagaimana caranya, tapi yang pasti Z:ero telah menjalani proses perakitan yang amat rumit.

Selain mengemas amplifier + DAC, control box milik Z:ero juga dibekali tiga tombol pengoperasian. Pengguna dapat membesarkan atau mengecilkan volume serta mengatur jalannya musik (play/pause, forward dan backward).

 

Info menarik: Sennheiser Perkenalkan ‘Update’ dari Empat Lini Headphone Mereka

 

Z:ero

Meski kedengarannya canggih, Z:ero masih memiliki satu kekurangan: kompatibilitas. Penggunaan micro USB jelas menjadikannya tidak kompatibel dengan perangkat iOS. Di saat yang sama, tidak semua smartphone Android bisa didukung karena Z:ero memanfaatkan fitur USB On-The-Go (OTG) yang tidak semua smartphone memiliki.

Sejauh ini, Z:ero hanya kompatibel dengan smartphone-smartphone berikut: Samsung (Galaxy S3/S4/S5/Note 2/Note 3/Note 4/Note Edge), Sony (Z1/Z2/Z3), LG (G Pro 2/G3) dan Google Nexus 5 dengan OS Android Lollipop. Ke depannya, Zoorlo berharap bisa terus menambahkan dukungan atas perangkat-perangkat lain yang umum digunakan konsumen.

Saat ini Zoorlo sedang melakukan penggalangan dana untuk Z:ero di situs crowdfunding IndieGogo. Harga dukungan termurah telah sold out, tinggal perk seharga $25 dengan ongkos pengiriman internasional $10 yang paling murah yang tersedia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.